Rabu, 30 Januari 2013

SIAPAKAH SAYA?

-->

Aku


Tujuan:
            1. Agar peserta lebih mengenal diri dengan menggambarkan situasi dirinya.
2. Agar peserta dapat menerima dirinya dan orang lain apa adanya.
3. Agar peserta semakin dapat bersyukur kepada Tuhan.

Tempat    :     Ruang pertemuan (waktu pengarahan)
Metode   :     Ceramah, tanya jawab, renungan, sharing, tugas  pribadi.
Sarana     :     Gambar-gambar, blocknote, papan/white-board, spidol/kapur, alat tulis, tape, kaset.

Pemikiran Dasar

Siapakah yang tidak mengenal dirinya sendiri? Semua orang pasti mengenal dirinya. Namun sesungguhnya, setiap orang tidak mampu mengenali semua aspek dirinya dengan baik. Ada sisi-sisi tertentu dari dirinya yang tidak ia kenal dan  juga tidak dikenal oleh orang lain.

Ada dua aspek dalam diri manusia, yaitu jasmani dan rohani atau lahir dan batin. Hal-hal jasmaniah dapat diketahui dengan mudah karena semua orang dapat melihatnya, sedangkan aspek rohaniah dapat diketahui melalui sikap hidup, perilaku, cara bicara, cara mengungkapkan perasaan, dan sebagainya. Itu pun tidak semuanya benar karena ada unsur kejujuran dan kepura-puraan yang senantiasa mempengaruhi manusia. Meskipun demikian, tetap ada area ‘gelap gulita’ yang tidak diketahui atau dikenal, baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Itulah bagian misteri hidup manusia.

Pengenalan “Aku” meliputi identitas diri, misalnya nama, tanggal lahir, golongan darah, agama, jenis rambut, warna kulit, dan berat badan. Aspek-aspek lain yang melekat pada “Aku” adalah sifat, watak, intelektualitas, bakat, perasaan, vitalitas, dan religiositas atau keimanan.

Pokok pembicaraan “Siapakah Saya ini?” dibahas bersama peserta dalam suasana serius dan hening. Suasana canda sebagai penghilang rasa kantuk sesekali bisa diadakan. Namun, suasana hening harus selalu diusahakan untuk membantu peserta dalam proses pembatinan. Diadakan ceramah atau penjelasan diselingi tanya jawab, renungan, dan tugas pribadi sebagai langkah internalisasi nilai-nilai.

Pelaksanaan

1.   Pertemuan dimulai dengan doa atau menyanyi bersama.
2.   Pengarahan: SIAPAKAH SAYA INI?
     
Setiap manusia memiliki tanda pengenal yang membuat dirinya dikenal dan diketahui oleh orang lain. Tanda-tanda pengenal itu berupa nama, agama, pendidikan, status sosial, pekerjaan dan lain-lain.

Nama diberikan oleh orangtua atau orang dewasa sewaktu anak masih bayi. Dalam perkembangan selanjutnya anak mendapat tambahan nama misalnya nama baptis, tambahan gelar pendidikan atau ada yang sengaja mengganti namanya karena tuntutan pekerjaan, misalnya para yang sering dilakukan oleh para artis. Nama entah pemberian orangtua atau diciptakan sendiri tetap penting bagi seorang manusia, karena ia dapat disapa dan diajak berkomunikasi.

Warna kulit, jenis rambut, bentuk mata  serta ciri khas lain,  sering menjadi tanda juga untuk mengenal asal-usul seseorang. Gadis berkulit putih dan bermata sipit orang sudah menebak, orang itu pastilah keturunan China. Pria berkulit hitam dan berambut keriting kemungkinan orang Irian, Ambon atau Flores. Tanda-tanda itu tidak pasti benar karena ada orang Jawa yang berambut keriting tetapi ras yang dikenal umum adalah demikian.
 
Bersyukur
-->
’Saya’ menjadi seperti sekarang ini, bukan atas kemauan sendiri, orang tua, ketua RT dan juga bukan oleh Presiden sekalipun. ’Saya’ berkulit putih dan bermata sipit atau warna kulit yang lain adalah anugerah Tuhan, ’saya’ ada karena rencana Tuhan Sang Pencipta. Demikian juga ’engkau’, ’kamu’, ’dia’ dan ’mereka’ ada karena dikehendaki oleh Tuhan.                   

Setiap orang boleh membanggakan asal-usulnya tetapi tidak untuk disombongkan dan tidak juga untuk menghina atau meremehkan orang lain. Seseorang menjadi sipit matanya bukan karena kemauannya. Demikian juga orang berkulit putih, hitam dan berambut lurus adalah karena ras yang bila ditelusuri akan bermuara pada satu jawaban akhir yaitu Tuhan.

Bila Tuhan mahabaik, mahaadil, mahamurah, mahabijaksana dan asal segala kebaikan mengapa ada penderitaan, ketidakadilan, dan kesengsaraan? Apakah Tuhan membeda-bedakan manusia, mementingkan nasib golongan tertentu dan membiarkan yang lain?

3.   Renungan selama 10 menit. Peserta diam, boleh menutup mata sambil diperdengarkan sebuah lagu, misalnya Who am I dari Civita 1.

4.   Tugas Pribadi; Peserta diberi tugas membuat sebuah karangan singkat atau puisi yang isinya rumusan tentang “Siapa Saya”. Gambaran diri itu bisa dilambangkan dengan kembang, pohon, serangga, binatang, burung, dan sebagainya. Supaya lebih jelas bagi mereka, sebaiknya pendamping membacakan sebuah contoh karangan tentang “Siapa Saya.”

SIAPA SAYA ?

       Saya adalah sebatang pohon yang  tumbuh liar di jalanan yang tak pernah mendapat sentuhan dari ayah dan ibu saya. Saya tumbuh di dalam tanah dari kecil hingga aku besar. Saya tak pernah mendapat perhatian dari orang-orang yang saya cintai.
          Saya adalah orang yang senang berkawan, tetapi saya disisihkan oleh mereka. Saya berharap sekali mereka mau memberi perhatiannya walau hanya sedikit. Bila saya mengingat akan diri saya rasanya saya ingin menangis. Saya ingin mengungkapkan apa yang menjadi ganjalan hati saya, tetapi kepada siapa aku mengadu?Sedangkan orang tuaku dan saudaraku sibuk dengan dirinya sendiri. Saya tumbuh menjadi anak yang agak nakal. Kadang saya marah kepada seisi rumah karena kejengkelan saya kepada mereka. Kadang saya sedih sekali melihat diri saya, tetapi saya mencoba bangkit sendiri. (Endang)

Selama mereka mengerjakan tugas, keheningan tetap dijaga.

5.  Setelah 15-30 menit, karangan dikumpulkan.
6.  Akan dipilih beberapa karangan untuk dibacakan di dalam ibadat.
                                        ***