Senin, 31 Desember 2012

Ibadat Pagi "KETERBUKAAN"

Ibadat Pagi "Keterbukaan"


-->
Tujuan :  Bersama peserta menyadari bahwa Tuhan selalu menyapa dan membimbing dirinya melalui sesama dan alam sekitar, sehingga semakin mampu membuka hati bagi Tuhan dan sesama dalam hidup sehari-hari.
Tempat    : Alam terbuka.
Sarana     : Tikar, lilin, Kitab Suci, tape dan kaset.
Waktu     : 45 menit

Pemikiran Dasar

Pada hari kedua, peserta mulai dibawa masuk ke dalam dirinya untuk mengenal kebaikan-kebaikan yang dianugerakan Tuhan kepadanya melalui perantaraan sesama: orang tua, bapak-ibu guru, teman-teman, dan orang lain. Tuhan juga mengaruniakan kebaikan dalam berbagai peristiwa hidup, entah peristiwa menyedihkan atau menggembirakan.

Dengan pengenalan itu, peserta diharapkan dapat lebih membuka diri terhadap kebaikan Tuhan dengan besyukur, memuliakan dan menyembahNya. Peserta juga terbuka untuk meneruskan kebaikan dari Tuhan kepada sesama dengan berbuat baik dan menolong orang lain. Akhirnya, mereka juga dapat menerima kelebihan dan kebaikan yang dikerjakan Tuhan melalui orang-orang lain.

Jadi, sikap terbuka merupakan kemampuan untuk menerima dan memberi. Manusia terbuka untuk menerima kebaikan-kebaikan dari Tuhan dan terbuka untuk membagikan kebaikan itu kepada sesama dan juga kepada ciptaan yang lain. Dengan penuh syukur manusia menerima dari Tuhan dan sesama; dengan penuh syukur pula manusia meneruskan kebaikan kepada sesama.

Pelaksanaan
1. Lagu Pembukaan, misalnya : Morning Has Broken dari kaset Civita 1
2. Pengantar ke dalam keheningan:

Adik-adik yang baik, duduklah dengan santai. Letakkanlah telapak tanganmu di atas paha dan pejamkanlah mata. Tariklah napas perlahan-lahan, dan hiruplah udara pagi yang segar ini, kemudian hembuskanlah sacara perlahan-lahan pula. Ulangi berkali-kali dan rasakanlah bahwa Tuhan memberi hidup di pagi ini. Hiruplah napas kebaikan Roh Tuhan dengan penuh syukur. (jeda)
Dengarkanlah juga suara-suara yang dapat kita tangkap saat ini; ada bunyi kendaraan di kejauhan ... suara manusia …kokok ayam … kicau burung … desir angin di dedaunan … dan rasakanlah sejuknya udara pagi ini. Dengarkan juga desah napas teman di samping kiri dan kananmu. (jeda)
Konsentrasilah pada napasmu sendiri dan coba dengarkan detak jantungmu. Ketika kita tidur, Tuhan tetap membuat jantung berdetak dan bekerja sehingga kita tetap bangun dalam keadaan sehat dan segar. Tuhan begitu baik, maka pantas Ia kita sembah sebagai Satu-satunya Yang Mahabaik. Kita memuji serta memuliakanNya dan bersyukur atas semua anugerah itu. Ia menjaga kita sepanjang waktu tanpa lewat sedetik pun. Maka semoga kebaikan Tuhan itu kita teruskan kepada sesama dengan berbuat baik kepada mereka. (Selama pengantar, diperdengarkan musik instrumentalia yang mendukung).

3.   Doa Pembukaan
P.  Bukalah mata dan hatimu; pandanglah teman-temanmu dan alam semesta dengan pandangan yang baru. Sampaikanlah syukur kepada Tuhan atas pagi yang penuh rahmat ini.
                        Allah Bapa kami, syukur kami haturkan kepada-Mu. Betapa baik dan ajaib  Engkau menjaga hidup kami sepanjang waktu, teristimewa pada malam tadi, sehingga pagi ini kami bangun dalam keadaan segar.
                         Bimbinglah kami sepanjang hari ini. Anugerahkanlah keberanian agar kami berani membuka pikiran dan perasaan satu sama lain, sehingga kami juga membuka hati kepada-Mu. Sebab Engkaulah Penyelenggara hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

4.   Bacaan Kitab Suci: Injil Lukas 11:5-13

(Setelah Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada murid-muridNya), kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

5.   Renungan :
Adik-adik yang baik, Sabda Yesus pagi ini mengajarkan kepada kita bahwa:
·        Waktu berdoa, kita berhadapan dengan Tuhan, Allah Bapa yang mahabaik, maka kita tidak perlu takut mengungkapkan segala kekurangan dan apa yang kita perlukan. Tuhan tentu tidak serta-merta menjatuhkan segepok uang dari langit bila kita meminta uang, atau menurunkan beras sekarung bila kita meminta makanan. Kita perlu berusaha untuk memperoleh suatu hasil. Sesuatu yang indah dan membahagikan perlu diraih, digapai, dan diusahakan dengan seluruh pikiran dan tenaga serta usaha dengan tetap mendengarkan hati nurani.
·        Sesungguhnya, kita sudah banyak memperoleh kebaikan Tuhan melalui orang tua, sanak saudara, bapak-ibu guru, teman-teman dan juga dari orang lain. Melalui mereka, Tuhan menganugerahkan segala kebaikan kepada kita. Tetapi masing-masing tetap mempunyai keterbatasan maka kita tetap dan selalu memohon kepada Tuhan sumber segalanya.
·        Setelah membuka diri untuk menerima segala kebaikan, kita juga harus terbuka untuk membagikan kebaikan kepada orang lain. Tuhan menyelamatkan kita supaya kita juga menjadi alat kesamatan-Nya.
·        Sikap menutup diri bukanlah kehendak Tuhan karena dengan menutup diri orang cenderung menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan sombong. Dengan begitu, orang juga mudah marah, jengkel, dendam terhadap orang lain serta cenderung memisahkan diri dari orang lain.
·        Lihatlah matahari yang tidak jemu-jemu memancarkan cahaya dan hangatnya untuk  menyinari serta menghangatkan muka bumi. Dengarlah kicau burung yang tidak pernah belajar seni suara, tetapi menyumbangkan suaranya untuk menghiasi kesunyian alam semesta dan mengubahnya dari kejenuhan dan putus asa kepada keceriaan. Rasakanlah hembusan angin dengan udaranya mengisi setiap ruangan serta bergerak ke segala penjuru.
·        Betapa indahnya hidup ini kalau kita saling membuka diri menyatakan kebutuhan kita satu sama lain, menawarkan bantuan dan pertolongan kepada orang lain, menyapa dan menghibur teman-teman yang sedang dilanda kesusahan. Betapa menyenangkan bila kita hidup di dalam kasih Tuhan yang saling berbagi dan membahagiakan.

6. Doa Permohonan :
a.       Bapa yang mahabaik, buatlah kami terbuka kepada  panggilan dan kehendak-Mu.
Kami mohon… (semua menjawab): Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
b.      Bapa, kami sering jatuh dan mengikuti kemauan kami sendiri. Kuatkanlah kami agar bangkit dari kejatuhan dan memulai dengan hidup yang baru.
Kami mohon… (semua menjawab): Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
c.       Bapa, kasih orang tua kami adalah perwujudan kasih-Mu sendiri. Semoga kami membalas kasih-Mu dengan semakin mencintai dan menghormati orangtua kami dan orang tua yang lain di mana pun kami jumpai.
Kami mohon… (semua menjawab): Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
d.      Bapa, kami adalah putera dan puteri-Mu yang sedang berjuang  berjalan ke rumah-Mu. Berkatilah dan bimbinglah kami selalu, semoga rencana dan cita-cita kami mencapai kesuksesan sesuai dengan kehendakMu.
Kami mohon… (semua menjawab): Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

7.   Doa Bapa kami : Bapa Kami …

8. Doa Penutup:
Tuhan, Bapa Yang Mahamurah, bimbinglah kami di dalam seluruh kegiatan sepanjang hari ini.  Berkatilah para pembina dan para guru, semoga mereka sehat sehingga dapat memimpin kami. Berkatilah ibu-bapa yang menyiapkan segala kebutuhan makanan kami. Dan berkatilah semua peserta, semoga sehat dan bersemangat membuka diri terhadap setiap kegiatan sesuai arahan para pembina. Sebab hanya Engkaulah Tuhan, Allah Bapa kami yang hidup bersama Yesus Kristus dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

8.      Menyanyikan sebuah lagu, misalnya : Terima Kasih Seribu.

Surya bersinar, udara segar, terima kasih
Di tepi pantai, ombak berderai, terima kasih.

Reff:
T’rima kasih seribu…o t’rima kasih seribu
Pada Tuhan Allahku.. o pada Tuhan Allahku
Aku bahagia kar’na dicinta terima kasih.

Melati wangi, kutilang nyanyi, terima kasih
Serimba raya dengungkan lagu, terima kasih.
Reff: T’rima kasih

***
-->

Jumat, 07 Desember 2012

IBADAT NIKODEMUS

-->


Ibadat Nikodemus


 Tujuan       : -  Peserta dapat berdialog dengan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Nikodemus dengan Yesus di dalam Injil Yohanes 3:1-8.
                     -   Peserta dapat menulis pertanyaan yang ditujukan kepada Tuhan.
Tempat      Alam terbuka (bila tidak hujan)
Sarana      :   Lilin besar, salib, potongan kertas, alat tulis, kaleng kosong, tape, kaset lagu instrumentalia, teks Kitab Suci.

Pemikiran Dasar

Remaja adalah kelompok ’pencari jati diri.’ Banyak masalah yang mereka hadapi dan alami. Ada peristiwa-peristiwa gelap dan menyedihkan yang terpaksa mereka hadapi padahal situasi jiwa mereka masih sangat labil. Peristiwa yang menyedihkan itu, misalnya perceraian orang tua, kehilangan orang tua, ditinggalkan oleh orang tua ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama. Dan mereka membutuhkan hiburan, peneguhan dan jawaban dari orang dewasa. Namun, tidak semua remaja mendapatkan kesempatan itu.

Dalam ibadat “Nikodemus” peserta diajak meniru Nikodemus seorang ahli Taurat, seorang pemimpin agama Yahudi yang secara sembunyi-sembunyi datang menjumpai Yesus pada malam hari. Nikodemus mempertanyakan tentang ’dilahirkan kembali’ yang menurut Yesus terjadi juga pada orang yang sudah tua. Dilahirkan kembali menurut Yesus adalah melepaskan manusia dan gaya hidup lama. Hidup didalam suasana dosa perlu diperbaharui dalam pertobatan serta berani mengenakan ’manusia baru,’ yaitu hidup sesuai dengan ajaran agama.

Manusia yang hati dan hidupnya tertuju kepada Tuhan serta yang diwujudkan dalam hidup bersama sesama. Menghormati dan menyembah Tuhan di dalam doa serta mentaati perintah-perintah-Nya. Penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan berbuah dalam sikap hidup yang baik dengan sesama dengan tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama serta status sosial.

Melalui ibadat Nikodemus, peserta camping rohani diajak datang kepada Tuhan pada waktu malam. Tetapi bukan untuk menanyakan tentang air dan roh, melainkan datang kepada Tuhan dengan berbagai permasalahan hidup. Tuhan yang mahabaik, mahamurah, mahapengampun dan mahabelaskasih yang selalu mengharapkan kebahagiaan kepada seluruh ciptaan-Nya. Tuhan yang tidak menghukum bila mereka kilaf dan berbuat salah, melainkan Tuhan yang meneguhkan, yang menghibur dan menasehati serta menawarkan pertobatan dan hidup bersama-Nya.

 Tuhan yang memberi terang kepada Nikodemus bahwa ia harus melepaskan manusia lama yang berada dalam cengkraman dosa harus dibersihkan dan disucikan oleh Roh Kudus. Para peserta Penyegaran Hidup juga datang menghadap Tuhan dan berdialog dengan-Nya. Mereka dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan berhubungan dengan persoalan hidup yang dihadapi atau yang sering mengganggu ketenangan hidup.

Ibadat ini merupakan peristiwa faktual saat ini, ketika remaja ‘beriman’ mempertanyakan masalah konkret yang dialaminya di hadapan Tuhan yang diimaninya; Sang Pencipta yang mahabaik, sumber segala jawaban atas permasalahan hidup manusia. Mereka dapat menanyakan apa saja. Pertanyaan-pertanyaan jujur yang keluar dari hati dibawa dan dipersembahkan kepada Tuhan.

Pelaksanaan:

1.      Pengantar oleh pemimpin ibadat.

Adik-adik terkasih, kita telah melaksanakan perjalanan jauh meninggalkan bapak-ibu, sanak saudara dan datang ke tempat yang sunyi ini. Apa yang hendak kita cari di sini? Di sini hanya ada desah angin di semakbelukar, hanya ada gemercik ait di bebatuan dan hanya ada lolongan anjing malam di kejauhan serta nafas teman-teman yang sedang merenung.
Di dalam acara perkenalan, kita sudah berani mengungkapkan identitas diri: hobi, cita-cita, prinsip hidup, serta harapan mengikuti Penyegaran Hidup  ini. Kita juga telah men-sharing-kan satu peristiwa yang paling berkesan dalam hidup. Ada yang mengalami peristiwa menggembirakan, tetapi ada juga yang mengalami peristiwa menyedihkan. Semua peristiwa itu mempengaruhi diri kita. Apa rencana Tuhan dengan semua peristiwa yang kita alami itu?
Di dalam ibadat “Nikodemus” ini, kita diajak meniru Nikodemus, orang Farisi dan guru Yahudi  yang datang kepada Yesus pada malam hari dan bercakap-cakap dengan-Nya. Nikodemus menanyakan makna ’dilahirkan kembali’. Kita pun mau seperti Nikodemus yang berani menghadap Tuhan. Kita mempertanyakan rencana-Nya di balik peristiwa-peristiwa atau persoalan hidup yang kita alami. Kita percaya bahwa Tuhan tidak akan melupakan pertanyaan kita. Ia akan menjawab pertanyaan itu mungkin besok, lusa atau pada suatu waktu yang tidak kita sadari.

2.      Pembacaan sebuah Puisi diiringi musik instrumentalia, misalnya ; Kucari Sumber Hidup.

KUCARI SUMBER HIDUP

Desah angin malam ini menerpa ragaku
Dan mengusik batinku...,
Yang bersimpuh pasrah
Dengan desakan seribu tanya di dalam rongga kepala.
            Dari tengah hiruk-pikuk kepanikan kota
            Dari tengah jadwal sekolah dan rumus matematika
            Engkau menggandengku, mengajakku mengembara
            Melintasi bukit, ngarai dan lembah.
Di bawah pohon jambu Engkau membangunkanku dari lamunan
Di semak-semak Engkau menggoreskan garis merah di lenganku
Di kali Engkau menyejukkan tubuhku yang kepayahan
Di lereng-lereng bukit Engkau memacu langkah dan nafasku.
            Tuhanku, oh ... Tuhanku.
            Kucari Engkau pada lembar daun-daun jambu
            Kudengar Engkau pada angin di pucuk pepohonan
Dan kurasakan kelembutan-Mu pada air di sela bebatuan.
Tuhanku, oh... Tuhanku.
Engkau menantiku
Biarlah aku lebur di dalam kasih-Mu
Karena Engkau, sumber hidupku.  (Emil)

Datanglah kepada-Ku kamu semua yang berbeban berat!

--> 



3.   Pembacaan Kitab Suci: Yohanes 3:1-8  (Oleh tiga peserta yang sudah disiapkan)

Pembaca 1:  Pembacaan dari Injil Yohanes, bab 3 ayat 1 - 8.
                Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata:
Pembaca 2:  Rabi, kami tahu, Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.
Pembaca 1:  Yesus menjawab kata-Nya:
Pembaca 3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Pembaca 1:  Kata Nikodemus kepadanya:
Pembaca 2:  Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?
Pembaca 1:   Jawab Yesus:
Pembaca 3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang dan ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang dilahirkan dari Roh.
Pembaca 1:  Demikianlah Sabda Tuhan.  

4.   Renungan oleh Pembimbing
Adik-adik, dari manakah datangnya angin, kemanakah perginya? Ia begitu lembut menerpa tubuh kita dan kita pun hidup karena menghirup udara yang masuk ke paru-paru kita. Namun sayang, ciptaan Tuhan yang sedemikian penting bagi kehidupan itu tidak kita ketahui asal usulnya. Apalagi ’Dilahirkan kembali’. Nikodemus dan kita sama-sama bingung karena tidak mengerti.
 Ada banyak persoalan di hadapan kita, tetapi sulit kita pahami. Terkadang, ada permasalahan yang begitu sederhana, tetapi kita tidak tahu jalan keluarnya. Nikodemus adalah seorang guru Yahudi yang terpandang, memberanikan diri datang kepada Yesus untuk menanyakan persoalan yang sangat mengganggu pikirannya, dan akhirnya Nikodemus mendapat jawaban dari Yesus. Kita pun mau meniru cara Nikodemus, yaitu menjumpai Yesus dan mempertanyakan masalah-masalah yang mengganggu ketenangan hidup kita.
Kita tidak melihat Tuhan, tetapi oleh iman kita percaya bahwa sekarang Tuhan ada di sini menyertai kita, memperhatikan dan mendengarkan segala perkataan kita. Bahkan Tuhan Yesus sudah mengetahui jalan pikiran kita.  Maka, baiklah kita memberanikan diri mengajukan pertanyaan yang mungkin sangat mengganggu pikiran kita. Tuhan memang Mahatahu dan mengetahui segala pikiran, rencana dan cita-cita kita. Ia juga mengetahui permasalahan-permasalahan hidup. Beranikah kita membuka diri kepada-Nya?

5.   Menuliskan pertanyaan.
a.  Pengantar ;
Sekarang, kita akan mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dengan menulis pada kertas yang akan dibagikan. Tuliskan secara singkat dan jelas satu pertanyaan tentang permasalahan yang sangat mengganggu ketenangan hidupmu, misalnya:
·        Tuhan, mengapa aku tidak mendapat kasih sayang dari orang tuaku seperti kakak dan adikku?
·        Tuhan, mengapa aku dibenci oleh ibu tiriku?
·        Tuhan, mengapa orangtuaku bercerai padahal kami sangat mengharapkan kasihsayang mereka?
·        Dan lain-lain.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan dipersembahkan kepada Tuhan dengan dibakar sebagai tanda bahwa kita menyerahkan permasalahan hidup kita kepada-Nya.

b. Menuliskan pertanyaan:
·           Peserta dibagikan sepotong kertas untuk menuliskan pertanyaan.
·           Peserta diberi kesempatan untuk menulis pertanyaan, diiringi musik instrumentalia.
Mempersembahkan permasalahan hidup

-->

 c. Pembakaran Pertanyaan:
Peserta dipersilakan maju berdua-dua, berlutut di depan salib, membaca pertanyaannya dalam hati dan berdoa sejenak kemudian membakarnya pada lilin besar dan menaruhnya dalam kaleng kosong  yang tersedia.


6.   Doa Bapa Kami
Semua peserta berdiri sambil bergandengan tangan, pembimbing mengucapkan doa secara spontan;
Allah, Tuhan kami, Engkau telah mengundang kami untuk ber-dialog dengan-Mu. Kami telah menulis pertanyaan dan mempersembahkannya ke hadapan-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan itu, karena Engkau tidak mungkin menyia-nyiakan kami anak-anak-Mu. Kini kami akan memuji dan memuliakan nama-Mu dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
BAPA KAMI...

7.   Doa Penutup:
Tuhan, Allah Bapa kami yang mahakasih, syukur kami haturkan kepada-Mu. Engkau telah menerima segala persoalan kami, putera-puteri-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan yang kami ajukan dan akan memberikan yang terbaik bagi kami masing-masing.
Hari sudah larut malam dan kami akan segera tidur. Lindungilah kami dengan selimut kasih-Mu. Semoga malam ini kami tidur dengan nyenyak dan dijauhkan dari segala macam bahaya. Dan semoga besok pagi kami bangun dalam keadaan segar dengan hati yang baru dan semangat baru menyongsong pengalaman hidup yang baru. Sebab Engkaulah Allah, Bapa kami, sumber segala kebaikan yang bertakhta bersama Putera dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

8.   Lagu Penutup :
      Ibadat ditutup dengan menyanyikan sebuah lagu.
***
                       

Selasa, 23 Oktober 2012

PEMBUKAAN CAMPING ROHANI “PENYEGARAN HIDUP”

-->


Upacara Pembukaam Camping Rohani


UPACARA PERKEMAHAN PRAMUKA PENGGALANG

Tujuan                   : Menyiapkan mental peserta untuk memasuki 
 acara camping dan retret
Penanggung Jawab: Pembina Pramuka (guru pramuka)
Tempat                  : Lapangan Upacara / halaman.
Sarana                   : Bendera kebangsaan, teks Pancasila, 
teks Dasa Dharma Pramuka, teks Doa
 
Pelaksanaan :

Para peserta camping berbaris di lapangan sesuai regu yang sudah dipersiapkan dari sekolah. Misalnya regu ’Elang’, regu ’Banteng’ dan regu ’Rajawali’ untuk peserta laki-laki dan ’Mawar’, ’Melati’ dan ’Sedapmalam’ untuk peserta perempuan. Pemberian nama kelompok diserahkan kepada kreativitas setiap regu waktu persiapan di sekolah (untuk camping dan retret yang diselenggarakan sekolah), atau yang baru dibentuk di lokasi (untuk kelompok remaja umum). Setiap regu dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas juga membagi tugas bagi setiap anggota di kemah, terutama kebersihan lingkungan dan kerapihan serta keamanan barang-barang anggota kelompok.

Para guru dan pembina sebaiknya ikut di dalam upacara pembukaan serta upacara-upacara yang lain sebagai wujud kepedulian terhadap kegiatan peserta. Dengan mengikuti upacara juga para guru dapat mengikuti setiap perubahan yang terjadi baik itu menyangkut acara pembinaan rohani maupun kegiatan pramuka.

Susunan Acara Pembukaan 
Camping dan Retret ”Penyegaran Hidup”

MC : Upacara Pembukaan dalam rangka Camping dan Retret “Penyegaran Hidup”.

01.  Pasukan disiapkan oleh Pratama.
02.  Pratama menjemput Kakak Pembina
03.  Penghormatan kepada Kakak Pembina dilanjutkan dengan penyerahan pasukan
04.  Pengibaran Bendera oleh petugas, diiringi lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
05.  Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Kakak Pembina
06.  Pembacaan Teks Pancasila.
07.  Menyanyikan Hymne Pramuka
08.  Pembacaan Dasa Dharma Pramuka oleh petugas.
09.  Amanat, barisan diistirahatkan.
10.  Menyanyikan sebuah lagu wajib.
11.  Pembacaan Doa
12.  Penyerahan pasukan oleh Kakak Pembina kepada Pratama.
13.  Penghormatan kepada Pembina Upacara.
14.  Pengumuman oleh Pembimbing Rohani. *)
15.  Pembubaran pasukan oleh Pratama.

* Sebelum membubarkan pasukan, pembimbing rohani mengumumkan acara berikutnya dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengganti pakaian pramuka dengan pakaian bebas.