Jumat, 07 Desember 2012

IBADAT NIKODEMUS

-->


Ibadat Nikodemus


 Tujuan       : -  Peserta dapat berdialog dengan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Nikodemus dengan Yesus di dalam Injil Yohanes 3:1-8.
                     -   Peserta dapat menulis pertanyaan yang ditujukan kepada Tuhan.
Tempat      Alam terbuka (bila tidak hujan)
Sarana      :   Lilin besar, salib, potongan kertas, alat tulis, kaleng kosong, tape, kaset lagu instrumentalia, teks Kitab Suci.

Pemikiran Dasar

Remaja adalah kelompok ’pencari jati diri.’ Banyak masalah yang mereka hadapi dan alami. Ada peristiwa-peristiwa gelap dan menyedihkan yang terpaksa mereka hadapi padahal situasi jiwa mereka masih sangat labil. Peristiwa yang menyedihkan itu, misalnya perceraian orang tua, kehilangan orang tua, ditinggalkan oleh orang tua ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama. Dan mereka membutuhkan hiburan, peneguhan dan jawaban dari orang dewasa. Namun, tidak semua remaja mendapatkan kesempatan itu.

Dalam ibadat “Nikodemus” peserta diajak meniru Nikodemus seorang ahli Taurat, seorang pemimpin agama Yahudi yang secara sembunyi-sembunyi datang menjumpai Yesus pada malam hari. Nikodemus mempertanyakan tentang ’dilahirkan kembali’ yang menurut Yesus terjadi juga pada orang yang sudah tua. Dilahirkan kembali menurut Yesus adalah melepaskan manusia dan gaya hidup lama. Hidup didalam suasana dosa perlu diperbaharui dalam pertobatan serta berani mengenakan ’manusia baru,’ yaitu hidup sesuai dengan ajaran agama.

Manusia yang hati dan hidupnya tertuju kepada Tuhan serta yang diwujudkan dalam hidup bersama sesama. Menghormati dan menyembah Tuhan di dalam doa serta mentaati perintah-perintah-Nya. Penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan berbuah dalam sikap hidup yang baik dengan sesama dengan tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama serta status sosial.

Melalui ibadat Nikodemus, peserta camping rohani diajak datang kepada Tuhan pada waktu malam. Tetapi bukan untuk menanyakan tentang air dan roh, melainkan datang kepada Tuhan dengan berbagai permasalahan hidup. Tuhan yang mahabaik, mahamurah, mahapengampun dan mahabelaskasih yang selalu mengharapkan kebahagiaan kepada seluruh ciptaan-Nya. Tuhan yang tidak menghukum bila mereka kilaf dan berbuat salah, melainkan Tuhan yang meneguhkan, yang menghibur dan menasehati serta menawarkan pertobatan dan hidup bersama-Nya.

 Tuhan yang memberi terang kepada Nikodemus bahwa ia harus melepaskan manusia lama yang berada dalam cengkraman dosa harus dibersihkan dan disucikan oleh Roh Kudus. Para peserta Penyegaran Hidup juga datang menghadap Tuhan dan berdialog dengan-Nya. Mereka dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan berhubungan dengan persoalan hidup yang dihadapi atau yang sering mengganggu ketenangan hidup.

Ibadat ini merupakan peristiwa faktual saat ini, ketika remaja ‘beriman’ mempertanyakan masalah konkret yang dialaminya di hadapan Tuhan yang diimaninya; Sang Pencipta yang mahabaik, sumber segala jawaban atas permasalahan hidup manusia. Mereka dapat menanyakan apa saja. Pertanyaan-pertanyaan jujur yang keluar dari hati dibawa dan dipersembahkan kepada Tuhan.

Pelaksanaan:

1.      Pengantar oleh pemimpin ibadat.

Adik-adik terkasih, kita telah melaksanakan perjalanan jauh meninggalkan bapak-ibu, sanak saudara dan datang ke tempat yang sunyi ini. Apa yang hendak kita cari di sini? Di sini hanya ada desah angin di semakbelukar, hanya ada gemercik ait di bebatuan dan hanya ada lolongan anjing malam di kejauhan serta nafas teman-teman yang sedang merenung.
Di dalam acara perkenalan, kita sudah berani mengungkapkan identitas diri: hobi, cita-cita, prinsip hidup, serta harapan mengikuti Penyegaran Hidup  ini. Kita juga telah men-sharing-kan satu peristiwa yang paling berkesan dalam hidup. Ada yang mengalami peristiwa menggembirakan, tetapi ada juga yang mengalami peristiwa menyedihkan. Semua peristiwa itu mempengaruhi diri kita. Apa rencana Tuhan dengan semua peristiwa yang kita alami itu?
Di dalam ibadat “Nikodemus” ini, kita diajak meniru Nikodemus, orang Farisi dan guru Yahudi  yang datang kepada Yesus pada malam hari dan bercakap-cakap dengan-Nya. Nikodemus menanyakan makna ’dilahirkan kembali’. Kita pun mau seperti Nikodemus yang berani menghadap Tuhan. Kita mempertanyakan rencana-Nya di balik peristiwa-peristiwa atau persoalan hidup yang kita alami. Kita percaya bahwa Tuhan tidak akan melupakan pertanyaan kita. Ia akan menjawab pertanyaan itu mungkin besok, lusa atau pada suatu waktu yang tidak kita sadari.

2.      Pembacaan sebuah Puisi diiringi musik instrumentalia, misalnya ; Kucari Sumber Hidup.

KUCARI SUMBER HIDUP

Desah angin malam ini menerpa ragaku
Dan mengusik batinku...,
Yang bersimpuh pasrah
Dengan desakan seribu tanya di dalam rongga kepala.
            Dari tengah hiruk-pikuk kepanikan kota
            Dari tengah jadwal sekolah dan rumus matematika
            Engkau menggandengku, mengajakku mengembara
            Melintasi bukit, ngarai dan lembah.
Di bawah pohon jambu Engkau membangunkanku dari lamunan
Di semak-semak Engkau menggoreskan garis merah di lenganku
Di kali Engkau menyejukkan tubuhku yang kepayahan
Di lereng-lereng bukit Engkau memacu langkah dan nafasku.
            Tuhanku, oh ... Tuhanku.
            Kucari Engkau pada lembar daun-daun jambu
            Kudengar Engkau pada angin di pucuk pepohonan
Dan kurasakan kelembutan-Mu pada air di sela bebatuan.
Tuhanku, oh... Tuhanku.
Engkau menantiku
Biarlah aku lebur di dalam kasih-Mu
Karena Engkau, sumber hidupku.  (Emil)

Datanglah kepada-Ku kamu semua yang berbeban berat!

--> 



3.   Pembacaan Kitab Suci: Yohanes 3:1-8  (Oleh tiga peserta yang sudah disiapkan)

Pembaca 1:  Pembacaan dari Injil Yohanes, bab 3 ayat 1 - 8.
                Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata:
Pembaca 2:  Rabi, kami tahu, Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.
Pembaca 1:  Yesus menjawab kata-Nya:
Pembaca 3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Pembaca 1:  Kata Nikodemus kepadanya:
Pembaca 2:  Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?
Pembaca 1:   Jawab Yesus:
Pembaca 3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang dan ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang dilahirkan dari Roh.
Pembaca 1:  Demikianlah Sabda Tuhan.  

4.   Renungan oleh Pembimbing
Adik-adik, dari manakah datangnya angin, kemanakah perginya? Ia begitu lembut menerpa tubuh kita dan kita pun hidup karena menghirup udara yang masuk ke paru-paru kita. Namun sayang, ciptaan Tuhan yang sedemikian penting bagi kehidupan itu tidak kita ketahui asal usulnya. Apalagi ’Dilahirkan kembali’. Nikodemus dan kita sama-sama bingung karena tidak mengerti.
 Ada banyak persoalan di hadapan kita, tetapi sulit kita pahami. Terkadang, ada permasalahan yang begitu sederhana, tetapi kita tidak tahu jalan keluarnya. Nikodemus adalah seorang guru Yahudi yang terpandang, memberanikan diri datang kepada Yesus untuk menanyakan persoalan yang sangat mengganggu pikirannya, dan akhirnya Nikodemus mendapat jawaban dari Yesus. Kita pun mau meniru cara Nikodemus, yaitu menjumpai Yesus dan mempertanyakan masalah-masalah yang mengganggu ketenangan hidup kita.
Kita tidak melihat Tuhan, tetapi oleh iman kita percaya bahwa sekarang Tuhan ada di sini menyertai kita, memperhatikan dan mendengarkan segala perkataan kita. Bahkan Tuhan Yesus sudah mengetahui jalan pikiran kita.  Maka, baiklah kita memberanikan diri mengajukan pertanyaan yang mungkin sangat mengganggu pikiran kita. Tuhan memang Mahatahu dan mengetahui segala pikiran, rencana dan cita-cita kita. Ia juga mengetahui permasalahan-permasalahan hidup. Beranikah kita membuka diri kepada-Nya?

5.   Menuliskan pertanyaan.
a.  Pengantar ;
Sekarang, kita akan mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dengan menulis pada kertas yang akan dibagikan. Tuliskan secara singkat dan jelas satu pertanyaan tentang permasalahan yang sangat mengganggu ketenangan hidupmu, misalnya:
·        Tuhan, mengapa aku tidak mendapat kasih sayang dari orang tuaku seperti kakak dan adikku?
·        Tuhan, mengapa aku dibenci oleh ibu tiriku?
·        Tuhan, mengapa orangtuaku bercerai padahal kami sangat mengharapkan kasihsayang mereka?
·        Dan lain-lain.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan dipersembahkan kepada Tuhan dengan dibakar sebagai tanda bahwa kita menyerahkan permasalahan hidup kita kepada-Nya.

b. Menuliskan pertanyaan:
·           Peserta dibagikan sepotong kertas untuk menuliskan pertanyaan.
·           Peserta diberi kesempatan untuk menulis pertanyaan, diiringi musik instrumentalia.
Mempersembahkan permasalahan hidup

-->

 c. Pembakaran Pertanyaan:
Peserta dipersilakan maju berdua-dua, berlutut di depan salib, membaca pertanyaannya dalam hati dan berdoa sejenak kemudian membakarnya pada lilin besar dan menaruhnya dalam kaleng kosong  yang tersedia.


6.   Doa Bapa Kami
Semua peserta berdiri sambil bergandengan tangan, pembimbing mengucapkan doa secara spontan;
Allah, Tuhan kami, Engkau telah mengundang kami untuk ber-dialog dengan-Mu. Kami telah menulis pertanyaan dan mempersembahkannya ke hadapan-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan itu, karena Engkau tidak mungkin menyia-nyiakan kami anak-anak-Mu. Kini kami akan memuji dan memuliakan nama-Mu dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
BAPA KAMI...

7.   Doa Penutup:
Tuhan, Allah Bapa kami yang mahakasih, syukur kami haturkan kepada-Mu. Engkau telah menerima segala persoalan kami, putera-puteri-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan yang kami ajukan dan akan memberikan yang terbaik bagi kami masing-masing.
Hari sudah larut malam dan kami akan segera tidur. Lindungilah kami dengan selimut kasih-Mu. Semoga malam ini kami tidur dengan nyenyak dan dijauhkan dari segala macam bahaya. Dan semoga besok pagi kami bangun dalam keadaan segar dengan hati yang baru dan semangat baru menyongsong pengalaman hidup yang baru. Sebab Engkaulah Allah, Bapa kami, sumber segala kebaikan yang bertakhta bersama Putera dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

8.   Lagu Penutup :
      Ibadat ditutup dengan menyanyikan sebuah lagu.
***
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar