-->
3. Pembacaan Kitab Suci: Yohanes 3:1-8 (Oleh tiga peserta yang sudah disiapkan)
c. Pembakaran Pertanyaan:
Ibadat Nikodemus |
Tujuan :
- Peserta dapat berdialog dengan Tuhan
seperti yang dilakukan oleh Nikodemus dengan Yesus di dalam Injil Yohanes
3:1-8.
- Peserta dapat menulis pertanyaan yang
ditujukan kepada Tuhan.
Tempat :
Alam terbuka (bila tidak hujan)
Sarana :
Lilin besar, salib, potongan kertas,
alat tulis, kaleng kosong, tape, kaset lagu instrumentalia, teks Kitab Suci.
Pemikiran Dasar
Remaja adalah
kelompok ’pencari jati diri.’ Banyak masalah yang mereka hadapi dan alami. Ada
peristiwa-peristiwa gelap dan menyedihkan yang terpaksa mereka hadapi padahal
situasi jiwa mereka masih sangat labil. Peristiwa yang menyedihkan itu,
misalnya perceraian orang tua, kehilangan orang tua, ditinggalkan oleh orang
tua ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama. Dan mereka membutuhkan hiburan,
peneguhan dan jawaban dari orang dewasa. Namun, tidak semua remaja mendapatkan
kesempatan itu.
Dalam ibadat “Nikodemus”
peserta diajak meniru Nikodemus seorang ahli Taurat, seorang pemimpin agama
Yahudi yang secara sembunyi-sembunyi datang menjumpai Yesus pada malam hari.
Nikodemus mempertanyakan tentang ’dilahirkan kembali’ yang menurut Yesus terjadi
juga pada orang yang sudah tua. Dilahirkan kembali menurut Yesus adalah
melepaskan manusia dan gaya hidup lama. Hidup didalam suasana dosa perlu
diperbaharui dalam pertobatan serta berani mengenakan ’manusia baru,’ yaitu
hidup sesuai dengan ajaran agama.
Manusia yang
hati dan hidupnya tertuju kepada Tuhan serta yang diwujudkan dalam hidup bersama sesama. Menghormati
dan menyembah Tuhan di dalam doa serta mentaati perintah-perintah-Nya.
Penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan berbuah dalam sikap hidup yang baik
dengan sesama dengan tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama serta status
sosial.
Melalui ibadat Nikodemus, peserta
camping rohani diajak datang kepada Tuhan pada waktu malam. Tetapi bukan untuk
menanyakan tentang air dan roh, melainkan datang kepada Tuhan dengan berbagai
permasalahan hidup. Tuhan yang mahabaik, mahamurah, mahapengampun dan
mahabelaskasih yang selalu mengharapkan kebahagiaan kepada seluruh ciptaan-Nya. Tuhan yang tidak menghukum bila mereka kilaf dan
berbuat salah, melainkan Tuhan yang meneguhkan, yang menghibur dan menasehati
serta menawarkan pertobatan dan hidup bersama-Nya.
Tuhan yang memberi terang kepada Nikodemus
bahwa ia harus melepaskan manusia lama yang berada dalam cengkraman dosa harus
dibersihkan dan disucikan oleh Roh Kudus. Para peserta Penyegaran Hidup juga
datang menghadap Tuhan dan berdialog dengan-Nya. Mereka dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan berhubungan dengan persoalan hidup yang
dihadapi atau yang sering mengganggu ketenangan hidup.
Ibadat ini merupakan
peristiwa faktual saat ini, ketika remaja ‘beriman’ mempertanyakan masalah
konkret yang dialaminya di hadapan Tuhan yang diimaninya; Sang Pencipta yang mahabaik,
sumber segala jawaban atas permasalahan hidup manusia. Mereka dapat menanyakan
apa saja. Pertanyaan-pertanyaan jujur yang keluar dari hati dibawa dan
dipersembahkan kepada Tuhan.
Pelaksanaan:
1.
Pengantar
oleh pemimpin ibadat.
Adik-adik terkasih, kita telah
melaksanakan perjalanan jauh meninggalkan bapak-ibu, sanak saudara dan datang
ke tempat yang sunyi ini. Apa yang hendak kita cari di sini? Di sini hanya ada
desah angin di semakbelukar, hanya ada gemercik ait di bebatuan dan hanya ada
lolongan anjing malam di kejauhan serta nafas teman-teman yang sedang merenung.
Di dalam acara perkenalan, kita sudah berani
mengungkapkan identitas diri: hobi, cita-cita, prinsip hidup, serta harapan
mengikuti Penyegaran Hidup ini. Kita
juga telah men-sharing-kan satu peristiwa yang paling berkesan dalam hidup. Ada
yang mengalami peristiwa menggembirakan, tetapi ada juga yang mengalami
peristiwa menyedihkan. Semua
peristiwa itu mempengaruhi diri kita. Apa rencana Tuhan dengan semua peristiwa
yang kita alami itu?
Di dalam ibadat “Nikodemus” ini, kita diajak
meniru Nikodemus, orang Farisi dan guru Yahudi
yang datang kepada Yesus pada malam hari dan bercakap-cakap dengan-Nya.
Nikodemus menanyakan makna ’dilahirkan kembali’. Kita pun mau seperti Nikodemus
yang berani menghadap Tuhan. Kita mempertanyakan rencana-Nya di balik
peristiwa-peristiwa atau persoalan hidup yang kita alami. Kita percaya bahwa
Tuhan tidak akan melupakan pertanyaan kita. Ia akan menjawab pertanyaan itu mungkin
besok, lusa atau pada suatu waktu yang tidak kita sadari.
2.
Pembacaan
sebuah Puisi diiringi musik instrumentalia, misalnya ; Kucari Sumber Hidup.
KUCARI
SUMBER HIDUP
Desah
angin malam ini menerpa ragaku
Dan
mengusik batinku...,
Yang
bersimpuh pasrah
Dengan
desakan seribu tanya di dalam rongga kepala.
Dari tengah hiruk-pikuk kepanikan
kota
Dari tengah jadwal sekolah dan rumus
matematika
Engkau menggandengku, mengajakku
mengembara
Melintasi bukit, ngarai dan lembah.
Di bawah
pohon jambu Engkau membangunkanku dari lamunan
Di
semak-semak Engkau menggoreskan garis merah di lenganku
Di kali
Engkau menyejukkan tubuhku yang kepayahan
Di
lereng-lereng bukit Engkau memacu langkah dan nafasku.
Tuhanku, oh ... Tuhanku.
Kucari Engkau pada lembar daun-daun
jambu
Kudengar Engkau pada angin di pucuk
pepohonan
Dan kurasakan kelembutan-Mu pada air di sela bebatuan.
Tuhanku,
oh... Tuhanku.
Engkau
menantiku
Biarlah
aku lebur di dalam kasih-Mu
Karena
Engkau, sumber hidupku. (Emil)
Datanglah kepada-Ku kamu semua yang berbeban berat! |
-->
3. Pembacaan Kitab Suci: Yohanes 3:1-8 (Oleh tiga peserta yang sudah disiapkan)
Pembaca 1: Pembacaan dari Injil Yohanes, bab 3 ayat 1 -
8.
Adalah seorang Farisi
yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam
kepada Yesus dan berkata:
Pembaca
2: Rabi, kami tahu, Engkau datang
sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat
mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.
Pembaca 1: Yesus menjawab
kata-Nya:
Pembaca
3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali,
ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Pembaca
1: Kata Nikodemus kepadanya:
Pembaca
2: Bagaimanakah mungkin seorang
dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk ke dalam rahim ibunya dan
dilahirkan lagi?
Pembaca
1: Jawab Yesus:
Pembaca
3: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari
daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin
bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang dan ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap
orang yang dilahirkan dari Roh.
Pembaca
1: Demikianlah Sabda Tuhan.
4. Renungan oleh Pembimbing
Adik-adik, dari
manakah datangnya angin, kemanakah perginya? Ia begitu lembut menerpa tubuh kita dan kita pun
hidup karena menghirup udara yang masuk ke paru-paru kita. Namun sayang, ciptaan
Tuhan yang sedemikian penting bagi kehidupan itu tidak kita ketahui asal
usulnya. Apalagi ’Dilahirkan kembali’. Nikodemus dan kita sama-sama bingung
karena tidak mengerti.
Ada banyak
persoalan di hadapan kita, tetapi sulit kita pahami. Terkadang, ada
permasalahan yang begitu sederhana, tetapi kita tidak tahu jalan keluarnya.
Nikodemus adalah seorang guru Yahudi yang terpandang, memberanikan diri datang
kepada Yesus untuk menanyakan persoalan yang sangat mengganggu pikirannya, dan
akhirnya Nikodemus mendapat jawaban dari Yesus. Kita pun mau meniru cara
Nikodemus, yaitu menjumpai Yesus dan mempertanyakan masalah-masalah yang
mengganggu ketenangan hidup kita.
Kita tidak melihat Tuhan, tetapi oleh iman kita
percaya bahwa sekarang Tuhan ada di sini menyertai kita, memperhatikan dan
mendengarkan segala perkataan kita. Bahkan Tuhan Yesus sudah mengetahui jalan
pikiran kita. Maka, baiklah kita
memberanikan diri mengajukan pertanyaan yang mungkin sangat mengganggu pikiran
kita. Tuhan memang Mahatahu dan mengetahui segala pikiran, rencana dan
cita-cita kita. Ia juga mengetahui permasalahan-permasalahan hidup. Beranikah
kita membuka diri kepada-Nya?
5. Menuliskan
pertanyaan.
a.
Pengantar ;
Sekarang,
kita akan mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dengan menulis pada kertas yang
akan dibagikan. Tuliskan secara singkat dan jelas satu pertanyaan tentang
permasalahan yang sangat mengganggu ketenangan hidupmu, misalnya:
·
Tuhan,
mengapa aku tidak mendapat kasih sayang dari orang tuaku seperti kakak dan
adikku?
·
Tuhan,
mengapa aku dibenci oleh ibu tiriku?
·
Tuhan,
mengapa orangtuaku bercerai padahal kami sangat mengharapkan kasihsayang
mereka?
·
Dan
lain-lain.
Pertanyaan-pertanyaan
itu akan dipersembahkan kepada Tuhan dengan dibakar sebagai tanda bahwa kita
menyerahkan permasalahan hidup kita kepada-Nya.
b. Menuliskan pertanyaan:
·
Peserta
dibagikan sepotong kertas untuk menuliskan pertanyaan.
·
Peserta
diberi kesempatan untuk menulis pertanyaan, diiringi musik instrumentalia.
Mempersembahkan permasalahan hidup |
-->
c. Pembakaran Pertanyaan:
Peserta
dipersilakan maju berdua-dua, berlutut di depan salib, membaca pertanyaannya
dalam hati dan berdoa sejenak kemudian membakarnya pada lilin besar dan
menaruhnya dalam kaleng kosong yang
tersedia.
6. Doa Bapa
Kami
Semua peserta berdiri sambil bergandengan tangan,
pembimbing mengucapkan doa secara spontan;
Allah, Tuhan kami, Engkau telah mengundang kami untuk ber-dialog dengan-Mu.
Kami telah menulis pertanyaan dan mempersembahkannya ke hadapan-Mu. Kami
percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan itu, karena Engkau tidak
mungkin menyia-nyiakan kami anak-anak-Mu. Kini kami akan memuji dan memuliakan
nama-Mu dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
BAPA KAMI...
7. Doa
Penutup:
Tuhan, Allah Bapa kami yang mahakasih, syukur kami
haturkan kepada-Mu. Engkau telah menerima segala persoalan kami,
putera-puteri-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menjawab setiap pertanyaan
yang kami ajukan dan akan memberikan yang terbaik bagi kami masing-masing.
Hari sudah larut malam dan kami akan segera tidur.
Lindungilah kami dengan selimut kasih-Mu. Semoga malam ini kami tidur dengan
nyenyak dan dijauhkan dari segala macam bahaya. Dan semoga besok pagi kami
bangun dalam keadaan segar dengan hati yang baru dan semangat baru menyongsong
pengalaman hidup yang baru. Sebab Engkaulah Allah, Bapa kami, sumber segala
kebaikan yang bertakhta bersama Putera dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
8. Lagu Penutup
:
Ibadat ditutup dengan menyanyikan sebuah
lagu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar